Jumat, 01 November 2013

Proses Pembelian

 Dalam proses pembelian, konsumen akan melalui sebuah proses, yaitu :
1)    Menganalisa keinginan dan kebutuhan
2)    Menilai beberapa sumber
3)    Menetapkan tujuan pembelian
4)    Mengidentifikasi alternative pembelian
5)    Mengambil keputusan untuk membeli
6)    Perilaku sesudah pembelian
Berikut adalah tahapan-tahapan pembelian sebagai berikut :
  • Tahap pertama adalah Kesadaran akan kebutuhan suatu dan ketersediaannya. Seorang konsumen harus tahu bahwa ada kebutuhan atau ada kesempatan yang dapat dilakukan bila dia membeli barang tertentu dan barang tertentu tersebut tersedia di pasar.
  • Tahap kedua, seorang Konsumen akan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang produk yang akan dibelinya. Konsumen akan mencari informasi suatu produk tentang fitur-fiturnya, harganya, penjualannya, dan juga jaminan dari perusahaan.
  • Tahap ketiga, maka seorang Konsumen akan merasa suka dan butuh terhadap produk itu secara umum.
  • Tahap keempat adalah preferensi. “Kenapa saya harus membeli produk merk A, bukan merk B. Kenapa saya harus membeli tipe yang seharga ini bukan seharga itu.” Ini adalah preferensi. Konsumen akan mencocokkan produknya disesuaikan dengan kesukaannya, seleranya, budgetnya dan lainnya. Di tahapan ini konsumen sudah mulai mengerucutkan pada apa yang lebih disukai dibandingkan yang lain.
  • Tahap kelima adalah membuat keyakinan atau konfirmasi. Setelah konsumen mengerucutkan pada beberapa pilihan, dia akan tambah mantap setelah mendengar penjelasan yang baik dari penjual /salesman dan memutuskan untuk membeli.
  • Tahapan yang terakhir, keenam, akhirnya konsumen tersebut akan merasa puas atas hasil pembelian yang telah dilakukannya, dan setiap konsumen akan berbeda.
Jadi, sebenarnya dalam tahapan ketika seseorang ingin membeli sesuatu apakah itu laptop, mobil, makanan, baju dan lainnya akan melewati 6 tahapan ini. Kesadaran akan kebutuhan produk, lalu mendorongnya mencari informasi lebih banyak. Setelah itu dia yakin akan kebutuhannya membeli produk itu. Setelah proses ini dia akan mencari preferensi mana yang dia sukai. Lalu akhirnya dia meyakinkan diri, “OK”, kalau begini saya beli.” Setelah yakin, seorang konsumen akhirnya membeli.

Konsep AIDA
AIDA adalah singkatan sederhana yang telah dibuat lama sebagai pengingat dari empat tahapan proses penjualan (Strong, 1925). AIDA singkatan dari Attention, Interest, Desire, Action. Ini merupakan model yang cukup sederhana dan dapat digunakan sebagai pedoman.

Dalam komunikasi pemasaran perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai dari proses komunikasi pemasaran yang akan dilakukan. Setelah menentukan khalayak sasaran dengan persepsinya, pemasar harus memutuskan respon yang terjadi. Respon khalayak tersebut dapat berupa cognitive (tahap kesadaran), affective (tahap pengaruh), behavioral/conative (tahap tindakan pembelian).
Model AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) adalah salah satu model hirarki respon yang cukup popular bagi pemasar sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pemasaran. Menurut model ini, alat promosi harus menarik perhatian, mendapatkan dan mendorong minat, membangkitkan keinginan, dan menghasilkan tindakan. Dalam membangun program komunikasi yang efektif, aspek terpenting adalah memahami proses terjadinya respon dari konsumen, misalnya dalam hal konsumen melakukan pembelian suatu produk, maka diperlukan pemahaman mengenai usaha promosi yang dapat mempengaruhi respon konsumen tersebut (Belch 1995:163 dalam Nurbenny 2005:38).

Teori AIDA (Tjetjep Djatnika,2007) yang mendalilkan bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh Konsumen atau pembeli, prosesnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian (Attention) terhadap barang atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap ketertarikan (Interest) untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat berlanjut ke tahap berhasrat/berminat (Desire) karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan-nya. Jika hasrat dan minatnya begitu kuat baik karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari luar maka konsumen atau pembeli tersebut akan mengambil keputusan membeli (Action to buy) barang atau jasa yang di tawarkan.


AIDA :
A = Attention: Memberikan perhatian khusus kepada segmen target pasar kita. Sehingga menjadi menarik untuk mereka membaca apa yang kita tawarkan dan sesuai dengan target pasar yang kita inginkan.
Misalnya : “Pengumuman Penting untuk Bisnis Owner!” ; ini contoh attention dengan segmen pasar adalah para pemilik bisnis dalam sebuah iklan seminar bisnis. Coba bayangkan dengan kalimat standar : “ABC Organizer bekerjasama dengan DEF Institute mempersembahkan seminar bulan ini”. Apa anda menjadi tertarik?

I = Interest: Memberikan ketertarikan pembaca/prospek untuk lebih membaca lagi iklan/pemasaran tools yang kita tawarkan dengan benefit, keuntungan yang akan didapatkan.
Misalnya : “Temukan Rahasia Sukses Membangun BISNIS dalam waktu 4 Jam!”. Bandingkan jika hanya kalimat, “Seminar Bisnis : Cara Membangun Bisnis Anda.” So what?

D = Desire : Memberikan rasa/hasrat keinginan dari pembaca untuk mengikuti apa yang kita tawarkan. Biasanya memberikan testimoni para pelanggan yang ada. Lalu memberikan lebih detail apa yang ditawarkan dan apa yang akan didapatkan jika mereka membeli produk/jasa dari kita. Lebih memberikan sebuah emotional benefit kepada mereka sehingga ada keinginan untuk membeli.

A = Action: Membuat prospek untuk segera Action, dengan menghubungi kita segera untuk membeli atau mendaftar. Action field ini biasanya dibatasi dengan waktu, jumlah terbatas, hadiah-hadiah/bonus/benefit tambahan jika segera membeli/mendaftar pada waktu yang diberi batas.
Misalnya : “Hubungi sekarang 021-81234567 untuk mendapatkan FREE tiket seminar sebelum tanggal 14 Februari 2012.″ Pasti mau ‘kan?

Saat ini AIDA telah bertambah menjadi AIDA(S). Ditambah dengan S :
S = Satisfaction: Buatlah dan jagalah kepuasan dan pengalaman yang menyenangkan dari prospek yang telah menjadi pelanggan tersebut agar ia membeli produk/jasa kita kembali dan mereferensikan kepada teman-temannya untuk bisnis kita.

Pengertian Impulse Buying
Impulse buying  adalah perilaku orang yang tidak merencanakan sesuatu dalam berbelanja. Konsumen yang melakukan impulse buying tidak berpikir untuk membeli produk atau merek tertentu. Mereka langsung melakukan pembelian karena ketertarikan pada merek atau produk saat itu juga. Rook dan Fisher misalnya pernah mendefinisikan impulse buying  sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli secara spontan, reflek,tiba-tiba, dan otomatis.Dari definisi ini terlihat bahwa
Impulse buying merupakan sesuatu yang alamiahdan merupakan reaksi yang cepat. Namun demikian, dalam situasi dan waktu apa ituterjadi, memang tidak dijelaskan. Jadi impulse buying ini bisa terjadi di mana saja dankapan saja. Termasuk pada saat melihat iklan di televisi atau billboard, dan kemudian sikonsumen langsung membeli. Namun demikian, istilah ini lebih sering dipakai di duniaritel.
impulse buying terjadi pada saat si konsumen masuk ke toko ritel dan ternyatamembeli produk di ritel tersebut tanpa merencanakan sebelumnya.


Hal-hal yang Mempengaruhi Konsumen untuk Melakukan Impulse Buying

Ada beberapa hal yang mempengaruhi konsumen untuk melakukan
impulse buying, yaitu :

1. Produk yang memiliki kesempatan untuk terjadinya impulse buying umumnyaadalah produk yang memiliki harga rendah sehingga konsumen tidak perlu berpikir untuk menghitung bajet yang dimilikinya.
2. Produk-produk yang memiliki mass advertising, sehingga ketika berbelanja sikonsumen ingat bahwa produk tersebut pernah diiklankan di televisi.
3.Produk-produk dalam ukuran kecil ringan dan mudah disimpan. Biasanya,konsumen mengambil produk ini karena dianggap murah dan tidak terlalumembebani keranjang atau kereta belanjanya.
4. Hal lain yang bisa mempengaruhi orang melakukan impulse buying adalah produk self-service . Misalnya si konsumen bisa menuang sendiri minumannya ataukonsumen bisa langsung memanaskan makanannya lewat microwave. Selain itu,kemampuan si pemasar membuat visualisasi yang baik juga bisa menciptakan impulse buying.

Sumber :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar