Rabu, 13 Juni 2012

Persebaya


Persebaya Surabaya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Persebaya Surabaya
Logo Persebaya
Nama lengkapPersatuan Sepak bola
Surabaya
JulukanBajul Ijo (id: Buaya Hijau)(Inggris: The Green Crocodile)
Kekuatan Hijau (Inggris: Green Force)
Didirikan1927
StadionGelora Bung Tomo,
SurabayaIndonesia
(Kapasitas: 55.000)
ManajerEdu Harijanto
PelatihBendera Indonesia Jamil Ridha
Asisten PelatihBendera Indonesia Ibnu Grahan
Bendera Indonesia Yusuf Ekodono
Bendera Indonesia Machrus Afif
Dokter TimBendera Indonesia Heri Siswanto
LigaLiga Super Indonesia,
Posisi2008-09Divisi Utama, Peringkat 4
(Juara Play-off)
Kelompok suporterBonek
Kostum kandang
Kostum tandang
Soccerball current event.svg Musim ini
Persatuan Sepak bola Surabaya (disingkat Persebaya) adalah sebuah tim sepak bola Indonesia yang berbasis di SurabayaJawa Timur,Indonesia. Persebaya saat ini bermain di Liga Primer Indonesia . Pada akhir tahun 2010, seiring dengan kontroversi penyelenggaraan Liga Primer Indonesia (LPI), Persebaya pecah dan akhirnya melahirkan Persebaya 1927.[1]
Contoh logo Bonekdari sekelompok pendukung atau suporter kesebelasan PersebayaSurabaya.
Suporter Persebaya dikenal sebagai bonek (bondo nekat) karena kefanatikannya terhadap Persebaya.

Daftar isi

  [sembunyikan

[sunting]Sejarah

Persebaya didirikan oleh Paijo dan M. Pamoedji pada 18 Juni 1927. Pada awal berdirinya, Persebaya bernama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB). Pada saat itu di Surabaya juga ada klub bernama Sorabaiasche Voebal Bond (SVB), bonden (klub) ini berdiri pada tahun 1910dan pemainnya adalah orang-orang Belanda yang ada di Surabaya.
Pada tanggal 19 April 1930, SIVB bersama dengan VIJ Jakarta, BIVB Bandung (sekarang Persib Bandung), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. SIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh M. Pamoedji. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. SIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1938 meski kalah dari VIJ Jakarta.
Ketika Belanda kalah dari Jepang pada 1942, prestasi SIVB yang hampir semua pemainnya adalah pemain pribumi dan sebagian kecil keturunanTionghoa melejit dan kembali mencapai final sebelum dikalahkan oleh Persis Solo. Akhirnya pada tahun 1943 SIVB berganti nama menjadi Persibaja (Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja). Pada era ini Persibaja diketuai oleh Dr. Soewandi. Kala itu, Persibaja berhasil meraih gelar juara pada tahun 1950, 1951 dan 1952.
Tahun 1960, nama Persibaja diubah menjadi Persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya). Pada era perserikatan ini, prestasi Persebaya juga istimewa. Persebaya adalah salah satu raksasa perserikatan selain PSMS Medan, PSM Makassar, Persib Bandung maupun Persija Jakarta. Dua kali Persebaya menjadi kampiun pada tahun 1978 dan 1988, dan tujuh kali menduduki peringkat kedua pada tahun 1965, 1967, 1971, 1973, 1977, 1987, dan 1990.
Prestasi gemilang terus terjaga ketika PSSI menyatukan klub Perserikatan dan Galatama dalam kompetisi bertajuk Liga Indonesia sejak 1994. Persebaya merebut gelar juara Liga Indonesia pada tahun 1997. Bahkan Persebaya berhasil mencetak sejarah sebagai tim pertama yang dua kali menjadi juara Liga Indonesia ketika pada tahun 2005 Green Force kembali merebut gelar juara. Kendati berpredikat sebagai tim klasik sarat gelar juara, Green Force juga sempat merasakan pahitnya terdegradasi pada tahun 2002 lalu. Pil pahit yang langsung ditebus dengan gelar gelar juara Divisi I dan Divisi Utama pada dua musim selanjutnya.

[sunting]Pemain-pemain terkenal

Persebaya juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional Indonesia baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Abdul Kadir, Rusdy BahalwanRudy KeltjesDidiek NurhadiSoebodroRiono AsnanYusuf EkodonoSyamsul ArifinSubangkitMustaqimEri IriantoBejo Sugiantoro,Anang Ma'rufHendro KartikoUston NawawiChairil Anwar, dan Mursyid Effendi merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persebaya dan ada satu lagi pemain Persebaya yang sekarang Mamang terkenal walaupun kecil tapi larinya sangat kencang siapa siapa yang tidak tahu dengan nama Andik Vermansyah.
Salah satu yang cukup dikenang adalah Eri Irianto, pemain timnas era 1990-an yang meninggal dunia pada tanggal 3 April 2000 setelah tiba tiba menderita sakit saat Persebaya menghadapi PSIM Yogyakarta dalam pertandingan Divisi Utama Liga Indonesia 1999/2000. Eri Irianto meninggal di rumah sakit pada malam harinya. Nama Eri kemudian dipakai sebagai nama Wisma/Mess Persebaya yang diresmikan pada tanggal 25 April 1993.
Persebaya pernah mendapat pemain yang sangat berkualitas di ajang Liga Djarum 2005, pemain itu bernama Zeng Cheng ia berposisi sebagai KiperZeng Chengberasal dari China dan bagusnya ia membela Timnas U-20 China sebagai Kiper Cadangan. Dan sekarang, Zeng Cheng masuk daftar Kiper ketiga di Timnas Senior China.

[sunting]Kejadian kontroversial

Selain itu, dalam perjalanannya, Persebaya beberapa kali mengalami kejadian kontroversial. Saat menjuarai Kompetisi Perserikatan pada tahun 1988, Persebaya pernah memainkan pertandingan yang terkenal dengan istilah "sepak bola gajah" karena mengalah kepada Persipura Jayapura 0-12, untuk menyingkirkan saingan mereka PSIS Semarang yang pada tahun sebelumnya memupuskan impian Persebaya di final kompetisi perserikatan. Taktik ini setidaknya membawa hasil dan Persebaya berhasil menjadi juara perserikatan tahun 1988 dengan menyingkirkan PSMS 3 - 1
Pada Liga Indonesia 2002, Persebaya melakukan aksi mogok tanding saat menghadapi PKT Bontang dan diskors pengurangan nilai. Kejadian tersebut menjadi salah satu penyebab terdegradasinya Persebaya ke divisi I. Tiga tahun kemudian atau tahun 2005, Persebaya menggemparkan publik sepak bola nasional saat mengundurkan diri pada babak delapan besar sehingga memupuskan harapan PSIS dan PSM untuk lolos ke final. Atas kejadian tersebut Persebaya diskors 16 bulan tidak boleh mengikuti kompetisi Liga Indonesia. Namun, skorsing diubah direvisi menjadi hukuman degradasi ke Divisi I Liga Indonesia.

[sunting]Perpecahan dan mundur dari Liga Indonesia

Pada akhir tahun 2010, Persebaya terpecah menjadi dua tim. Satu tim dengan manajer Wisnu Wardhana tetap ikut Divisi Utama Liga Indonesia. Sementara tim lainnya, Persebaya di bawahSaleh Ismail Mukadar mengikuti Liga Primer Indonesia. Persebaya yang berkompetisi di Liga Primer Indonesia akhirnya berganti nama menjadi Persebaya 1927.[1] PT Pengelola Persebaya Indonesia didapuk menjadi pengelola konsorsium untuk PT Persebaya Indonesia. PT Pengelola Persebaya Indonesia didirekturi oleh Llano mahardhika, seorang mantan pegawai BLI. Walaupun akhirnya berhasil menjuarai Liga Primer Indonesia, namun manajemen PT Pengelola Persebaya tetap menimbulkan polemik karena kurangnya sosialisasi terhadap suporter, walaupun program yang dijalankan sangat bagus.

[sunting]Skuat

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
No.Pos.Nama
30Bendera IndonesiaGKEndra Prasetya
1Bendera IndonesiaGKDimas Galih Pratama
22Bendera IndonesiaGKDedy Iman
5Bendera BrasilDFOtavia Dutra
25Bendera IndonesiaDFEdy Gunawan
28Bendera IndonesiaDFKhomad Suharto
15Bendera IndonesiaDFRivellino Ardiles
24Bendera IndonesiaDFYusuf Hamzah
16Bendera IndonesiaDFJefri Prasetyo
6Bendera IndonesiaDFNur Fasta
2Bendera IndonesiaDFMat Halil
3Bendera IndonesiaDFErol Iba
No.Pos.Nama
7Bendera ArgentinaMFWalter Brazuela
8Bendera IndonesiaMFTaufiq
29Bendera AustraliaMFMario Karlovic
4Bendera IndonesiaMFAulia Ardi
12Bendera IndonesiaMFRendi Irwan Saputra
31Bendera IndonesiaMFWirya Kumandra
23Bendera IndonesiaMFRyan Wahyu
14Bendera IndonesiaMFJusmadi
31Bendera IndonesiaFWFeri Ariawan
11Bendera IndonesiaFWMiko Ardiyanto
17Bendera IndonesiaFWAhmad Shadiq
10Bendera IndonesiaFWAndik Vermansyah
34Bendera IndonesiaFWFandi Eko Utomo
9Bendera ArgentinaFWFernando Soler

[sunting]Pemain Terkenal

[sunting]Pelatih

[sunting]Prestasi

[sunting]Perserikatan

  • 1938 – Runner-up, kalah dari VIJ Jakarta
  • 1942 – Runner-up, kalah dari Persis Solo
  • 1950 – Juara, menang atas Persib Bandung
  • 1951 – Juara, menang atas Persija Jakarta
  • 1952 – Juara, menang atas Persija Jakarta
  • 1965 – Runner-up, kalah dari PSM Ujungpandang (sekarang PSM Makassar)
  • 1967 – Runner-up, kalah dari PSMS Medan
  • 1971 – Runner-up, kalah dari PSMS Medan
  • 1973 – Runner-up, kalah dari Persija Jakarta
  • 1977 – Runner-up, kalah dari Persija Jakarta
  • 1978 – Juara, menang atas PSMS Medan
  • 1981 – Runner-up, kalah dari Persiraja Banda Aceh
  • 1987 – Runner-up, kalah dari PSIS Semarang
  • 1988 – Juara, menang atas Persija Jakarta
  • 1990 – Runner-up, kalah dari Persib Bandung

[sunting]Liga Indonesia

  • 1994/1995 – Posisi ke-9, Wilayah Timur
  • 1995/1996 – Posisi ke-7, Wilayah Timur
  • 1996/1997 – Juara
  • 1997/1998 – dihentikan
  • 1998/1999 – Runner-up
  • 1999/2000 – Posisi ke-6, Wilayah Timur
  • 2001 – ?
  • 2002 – Degradasi ke Divisi Satu
  • 2003 - Juara Divisi Satu, Promosi ke Divisi Utama
  • 2004 – Juara
  • 2005 – Mundur dalam babak 8 besar (awalnya diskorsing dua tahun, namun dikurangi menjadi 16 bulan, dan kemudian dikurangi lagi menjadi degradasi ke Divisi Satu)
  • 2006 – Juara Divisi Satu, Promosi ke Divisi Utama
  • 2007 – Posisi ke-14, Wilayah Timur (Tidak lolos ke Super Liga)
  • 2008 – Peringkat ke-4. Mengalahkan PSMS Medan dalam Babak Playoff lewat drama adu penalti. Kemudian, secara otomatis Persebaya lolos ke ISL.

[sunting]Liga Super Indonesia

  • 2009 – degradasi ke Divisi Utama

[sunting]Liga Champions Asia

  • 1998 – Babak pertama (masih bernama Piala Champions Asia)
  • 2005 – Babak pertama

[sunting]Piala Permai

[sunting]Lihat pula

[sunting]Referensi

[sunting]Pranala luar