Persebaya Surabaya
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Nama lengkap | Persatuan Sepak bola Surabaya | ||
---|---|---|---|
Julukan | Bajul Ijo (id: Buaya Hijau)(Inggris: The Green Crocodile) Kekuatan Hijau (Inggris: Green Force) | ||
Didirikan | 1927 | ||
Stadion | Gelora Bung Tomo, Surabaya, Indonesia (Kapasitas: 55.000) | ||
Manajer | Edu Harijanto | ||
Pelatih | Jamil Ridha | ||
Asisten Pelatih | Ibnu Grahan Yusuf Ekodono Machrus Afif | ||
Dokter Tim | Heri Siswanto | ||
Liga | Liga Super Indonesia, | ||
Posisi2008-09 | Divisi Utama, Peringkat 4 (Juara Play-off) | ||
Kelompok suporter | Bonek | ||
Musim ini |
Persatuan Sepak bola Surabaya (disingkat Persebaya) adalah sebuah tim sepak bola Indonesia yang berbasis di Surabaya, Jawa Timur,Indonesia. Persebaya saat ini bermain di Liga Primer Indonesia . Pada akhir tahun 2010, seiring dengan kontroversi penyelenggaraan Liga Primer Indonesia (LPI), Persebaya pecah dan akhirnya melahirkan Persebaya 1927.[1]
Suporter Persebaya dikenal sebagai bonek (bondo nekat) karena kefanatikannya terhadap Persebaya.
Daftar isi[sembunyikan] |
[sunting]Sejarah
Persebaya didirikan oleh Paijo dan M. Pamoedji pada 18 Juni 1927. Pada awal berdirinya, Persebaya bernama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB). Pada saat itu di Surabaya juga ada klub bernama Sorabaiasche Voebal Bond (SVB), bonden (klub) ini berdiri pada tahun 1910dan pemainnya adalah orang-orang Belanda yang ada di Surabaya.
Pada tanggal 19 April 1930, SIVB bersama dengan VIJ Jakarta, BIVB Bandung (sekarang Persib Bandung), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. SIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh M. Pamoedji. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. SIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1938 meski kalah dari VIJ Jakarta.
Ketika Belanda kalah dari Jepang pada 1942, prestasi SIVB yang hampir semua pemainnya adalah pemain pribumi dan sebagian kecil keturunanTionghoa melejit dan kembali mencapai final sebelum dikalahkan oleh Persis Solo. Akhirnya pada tahun 1943 SIVB berganti nama menjadi Persibaja (Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja). Pada era ini Persibaja diketuai oleh Dr. Soewandi. Kala itu, Persibaja berhasil meraih gelar juara pada tahun 1950, 1951 dan 1952.
Tahun 1960, nama Persibaja diubah menjadi Persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya). Pada era perserikatan ini, prestasi Persebaya juga istimewa. Persebaya adalah salah satu raksasa perserikatan selain PSMS Medan, PSM Makassar, Persib Bandung maupun Persija Jakarta. Dua kali Persebaya menjadi kampiun pada tahun 1978 dan 1988, dan tujuh kali menduduki peringkat kedua pada tahun 1965, 1967, 1971, 1973, 1977, 1987, dan 1990.
Prestasi gemilang terus terjaga ketika PSSI menyatukan klub Perserikatan dan Galatama dalam kompetisi bertajuk Liga Indonesia sejak 1994. Persebaya merebut gelar juara Liga Indonesia pada tahun 1997. Bahkan Persebaya berhasil mencetak sejarah sebagai tim pertama yang dua kali menjadi juara Liga Indonesia ketika pada tahun 2005 Green Force kembali merebut gelar juara. Kendati berpredikat sebagai tim klasik sarat gelar juara, Green Force juga sempat merasakan pahitnya terdegradasi pada tahun 2002 lalu. Pil pahit yang langsung ditebus dengan gelar gelar juara Divisi I dan Divisi Utama pada dua musim selanjutnya.
[sunting]Pemain-pemain terkenal
Persebaya juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional Indonesia baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Abdul Kadir, Rusdy Bahalwan, Rudy Keltjes, Didiek Nurhadi, Soebodro, Riono Asnan, Yusuf Ekodono, Syamsul Arifin, Subangkit, Mustaqim, Eri Irianto, Bejo Sugiantoro,Anang Ma'ruf, Hendro Kartiko, Uston Nawawi, Chairil Anwar, dan Mursyid Effendi merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persebaya dan ada satu lagi pemain Persebaya yang sekarang Mamang terkenal walaupun kecil tapi larinya sangat kencang siapa siapa yang tidak tahu dengan nama Andik Vermansyah.
Salah satu yang cukup dikenang adalah Eri Irianto, pemain timnas era 1990-an yang meninggal dunia pada tanggal 3 April 2000 setelah tiba tiba menderita sakit saat Persebaya menghadapi PSIM Yogyakarta dalam pertandingan Divisi Utama Liga Indonesia 1999/2000. Eri Irianto meninggal di rumah sakit pada malam harinya. Nama Eri kemudian dipakai sebagai nama Wisma/Mess Persebaya yang diresmikan pada tanggal 25 April 1993.
Persebaya pernah mendapat pemain yang sangat berkualitas di ajang Liga Djarum 2005, pemain itu bernama Zeng Cheng ia berposisi sebagai Kiper. Zeng Chengberasal dari China dan bagusnya ia membela Timnas U-20 China sebagai Kiper Cadangan. Dan sekarang, Zeng Cheng masuk daftar Kiper ketiga di Timnas Senior China.
[sunting]Kejadian kontroversial
Selain itu, dalam perjalanannya, Persebaya beberapa kali mengalami kejadian kontroversial. Saat menjuarai Kompetisi Perserikatan pada tahun 1988, Persebaya pernah memainkan pertandingan yang terkenal dengan istilah "sepak bola gajah" karena mengalah kepada Persipura Jayapura 0-12, untuk menyingkirkan saingan mereka PSIS Semarang yang pada tahun sebelumnya memupuskan impian Persebaya di final kompetisi perserikatan. Taktik ini setidaknya membawa hasil dan Persebaya berhasil menjadi juara perserikatan tahun 1988 dengan menyingkirkan PSMS 3 - 1
Pada Liga Indonesia 2002, Persebaya melakukan aksi mogok tanding saat menghadapi PKT Bontang dan diskors pengurangan nilai. Kejadian tersebut menjadi salah satu penyebab terdegradasinya Persebaya ke divisi I. Tiga tahun kemudian atau tahun 2005, Persebaya menggemparkan publik sepak bola nasional saat mengundurkan diri pada babak delapan besar sehingga memupuskan harapan PSIS dan PSM untuk lolos ke final. Atas kejadian tersebut Persebaya diskors 16 bulan tidak boleh mengikuti kompetisi Liga Indonesia. Namun, skorsing diubah direvisi menjadi hukuman degradasi ke Divisi I Liga Indonesia.
[sunting]Perpecahan dan mundur dari Liga Indonesia
Pada akhir tahun 2010, Persebaya terpecah menjadi dua tim. Satu tim dengan manajer Wisnu Wardhana tetap ikut Divisi Utama Liga Indonesia. Sementara tim lainnya, Persebaya di bawahSaleh Ismail Mukadar mengikuti Liga Primer Indonesia. Persebaya yang berkompetisi di Liga Primer Indonesia akhirnya berganti nama menjadi Persebaya 1927.[1] PT Pengelola Persebaya Indonesia didapuk menjadi pengelola konsorsium untuk PT Persebaya Indonesia. PT Pengelola Persebaya Indonesia didirekturi oleh Llano mahardhika, seorang mantan pegawai BLI. Walaupun akhirnya berhasil menjuarai Liga Primer Indonesia, namun manajemen PT Pengelola Persebaya tetap menimbulkan polemik karena kurangnya sosialisasi terhadap suporter, walaupun program yang dijalankan sangat bagus.
[sunting]Skuat
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
[sunting]Pemain Terkenal
- Aji Santoso
- Anang Ma'ruf
- Andi Oddang
- Andik Vermansyah
- Bobby Satria
- Budi Sudarsono
- Chairil "Pace" Anwar
- Edu Juanda
- Gendut Doni Christiawan
- Gusnaedi Adang
- Hamka Hamzah
- Hendro Kartiko
- I Putu Gede
- Kurniawan Dwi Yulianto
- Mursyid Effendi
- Nova Arianto
- Rahel Tuasalamony
- Sugiantoro
- Supriyono
- Syaifudin
- Taufiq
- Uston Nawawi
- Wijay
- Yeyen Tumena
- Muhamad Ilham Munajat
- Juan Marcelo
- Josh Maguire
- Anderson Da Silva
- Carlos De Mello
- Carlos Zada
- Jacksen F. Tiago
- Jairon Feliciano
- Julio Cesar Da Costa
- Justinho Pinheiro
- Luciano Lacerda
- Danilo Fernando
- Anthony Jommah Ballah
- Nsangue Raymond
- Augustine Kettor
- Christian "Spider Man" Carrasco
- Javier Roca
- Leonardo Gutierrez
- Morales Patricio
- Pablo Rojas
- Zeng Cheng
- Takatoshi Uchida
- Ngon A Djam
- Jeon Byung Euk
- John Tarkpor Sonkaley
- Korinus Fingkrew
[sunting]Pelatih
- Jacksen F. Tiago 2003-2005
- Freddy Muli 2006-2007
- Gildo Rodriguez 2007
- Ibnu Grahan 2007
- Suhatman Imam 2007-2008
- Freddy Muli 2008-2009
- Arcan Iurie 2009
- Aji Santoso 2009 (Playoff)
- Danurwindo 2009-2010
- Rudy William Keltjes 2010
- Aji Santoso 2010-...
[sunting]Prestasi
[sunting]Perserikatan
- 1938 – Runner-up, kalah dari VIJ Jakarta
- 1942 – Runner-up, kalah dari Persis Solo
- 1950 – Juara, menang atas Persib Bandung
- 1951 – Juara, menang atas Persija Jakarta
- 1952 – Juara, menang atas Persija Jakarta
- 1965 – Runner-up, kalah dari PSM Ujungpandang (sekarang PSM Makassar)
- 1967 – Runner-up, kalah dari PSMS Medan
- 1971 – Runner-up, kalah dari PSMS Medan
- 1973 – Runner-up, kalah dari Persija Jakarta
- 1977 – Runner-up, kalah dari Persija Jakarta
- 1978 – Juara, menang atas PSMS Medan
- 1981 – Runner-up, kalah dari Persiraja Banda Aceh
- 1987 – Runner-up, kalah dari PSIS Semarang
- 1988 – Juara, menang atas Persija Jakarta
- 1990 – Runner-up, kalah dari Persib Bandung
[sunting]Liga Indonesia
- 1994/1995 – Posisi ke-9, Wilayah Timur
- 1995/1996 – Posisi ke-7, Wilayah Timur
- 1996/1997 – Juara
- 1997/1998 – dihentikan
- 1998/1999 – Runner-up
- 1999/2000 – Posisi ke-6, Wilayah Timur
- 2001 – ?
- 2002 – Degradasi ke Divisi Satu
- 2003 - Juara Divisi Satu, Promosi ke Divisi Utama
- 2004 – Juara
- 2005 – Mundur dalam babak 8 besar (awalnya diskorsing dua tahun, namun dikurangi menjadi 16 bulan, dan kemudian dikurangi lagi menjadi degradasi ke Divisi Satu)
- 2006 – Juara Divisi Satu, Promosi ke Divisi Utama
- 2007 – Posisi ke-14, Wilayah Timur (Tidak lolos ke Super Liga)
- 2008 – Peringkat ke-4. Mengalahkan PSMS Medan dalam Babak Playoff lewat drama adu penalti. Kemudian, secara otomatis Persebaya lolos ke ISL.
[sunting]Liga Super Indonesia
- 2009 – degradasi ke Divisi Utama
[sunting]Liga Champions Asia
[sunting]Piala Permai
- 2011 - Menang dengan agregat 4-3 atas Kelantan FA
[sunting]Lihat pula
[sunting]Referensi
[sunting]Pranala luar
- (Indonesia) Situs Resmi Persebaya Surabaya
- (Indonesia) Bonek Cyber Community
- (Indonesia) Persebaya Surabaya News - BajulIjo.Net
|
|
|